Tuesday, 12 November 2013

Perbandingan Antara Inkremental Model dan Spiral Model

Meskipun pada postingan yang pertama saya sempat menyinggung bahwa model inkremental ini hampir sama dengan model air terjun, namun setelah saya mendengar penjelasan dari dosen saya tadi siang, saya jadi lebih tertarik untuk membicarakan perbandingan antara model spiral dan model inkremental. Mengapa ? Karena ternyata dalam proses model spiral ternyata menggabungkan antara dua model proses, yaitu prototyping model dan increamental model. Yang dimana keduanya saling bersinergi, dan membuat suatu proses kerja yang menarik menurut saya.

Berikut, beberapa perbandingan antara proses model inkremental dan proses model spiral yang saya dapati:

-          Inkremental model hanya dapat dilakukan apabila analisis dan desain sudah terpaparkan dengan baik. Sedangkan spiral model dikerjakan dengan cara mendengarkan dan menyimpulkan sendiri kebutuhan konsumen, sambil membuat software

-          Dalam model inkremental, sudah jelas terlihat sampai di mana hasil akhir dari sebuah software. Sedangkan pada model spiral, hasil akhirnya belum dapat diketahui, sesuai dengan pendapat dan hasil feedback yang diberikan oleh konsumen

-          Test pada model inkremental berbeda dengan test pada model spiral. Pada model inkremental, test software dilakukan oleh developer. Sedangkan pada model spiral, test software dilakukan langsung oleh user/konsumen

-          Pada model inkremental, akan sangat kesulitan apabila dilakukan penambahan-penambahan yang tidak dibicarakan terlebih dahulu pada proses awal. Namun pada model spiral, penambahan-penambahan seperti itu sangat mungkin dilakukan. Sebab, sejak dari awal memang developer masih seakan meraba-raba akan kebutuhan konsumen.

-          Model proses inkremental membuat software yang pokok terlebih dahulu, dan fitur-fiturnya akan ditambahkan kemudian. Model proses spiral mendengar permintaan dari konsumen, merancang, lalu membuat software, lalu mengembalikannya kepada konsumen untuk diuji.

-          Dan seperti halnya dalam prototyping model, dalam model spiral akan terus berputar sampai software yang diinginkan selesai. Dalam hal ini, software yang dikerjakan dengan menggunakan model spiral memungkinkan untuk di-upgrade. Berbeda dengan software yang dikerjakan dengan model inkremental, yang hasil akhir dari sebuah software sudah dapat diramalkan, dan sulit untuk ditambahkan fitur baru.

Sebenarnya masih banyak lagi perbandingan-perbandingan antara model proses inkremental dan model proses spiral. Namun sementara, yang saya dapat paparkan baru begitu saja. Bila ada sesuatu hal yang masih kurang terkait artikel di atas, mohon ditambahkan. Sekian


Thx, n Gbu all J

No comments:

Post a Comment