Monday, 18 November 2013

Beri yang Terbaik Bagi Orang yang Terbaik

Halo kawan. Hari ini aku cuma mau share nih video yang aku dapet dari temen juga. Video ini  mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kekudusan hidup kita di hadapan Tuhan, supaya kita juga bisa memberikan yang terbaik bagi pasangan hidup kita kelak.

Jujur nih ya. Waktu aku nonton film ini, aku tersentuh. Aku sadar kalau aku juga masih sering jatuh dengan dosa pornografi. Aku pikir itu hal yang biasa, dan wajar. Namun itu ternyata tidak benar bro. Tuhan ingin kita menjaga kekudusan hidup kita, baik itu pikiran, maupun perbuatan. Dan Tuhan juga sudah menciptakan segala sesuatu itu sudah ada waktunya. Bahkan untuk kenikmatan yang satu ini pun, Tuhan sudah sediakan waktunya, dengan orang yang tepat pula.

Semoga video ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua. Gbu :)

Saturday, 16 November 2013

Akhirnyaa

Akhirnya bisa ngeblog jugaaa.
Laptop ku entah mengapa gak bisa ngebuka blogger, n aku sempet pasrah buat gak ngurusin blog aku. Tapi ternyata setelah aku cari di play store, ternyata aplikasi buat blog ada loh. Asik, android gue emang bisa diandalin.

Wednesday, 13 November 2013

Pasangan Hidup dan Motherboard

Hai kawan-kawan.. Hari ini aku mau share tentang suatu pengalaman dalam suatu kelas kuliah yang sangat menggugah hati saya. Sebenarnya kejadian ini saya alami hari sabtu yang kemarin. Namun karena sedikit masalah, postingan ini agak sedikit tertunda.

Kejadiannya begini nih. Sabtu lalu kan dosen ku menjelaskan tentang komponen-komponen motherboard pada komputer. Sampai pada suatu kalimat, dosen saya menjelaskan tentang komponen prosesor pada motherboard. Dia bilang: kalau prosesor itu harus dipasang sesuai dengan pasangan motherboard-nya masing-masing.
"Kalau bukan pasangannya, jangan dipaksa. Kalau dipaksa, nanti chipnya bisa patah atau rusak. Semua sudah ada pasangannya masing-masing". (Hendra Surasa, S.Kom) 
Begitu katanya. Yah, seketika itu juga pikiran saya langsung berpikir tentang pasangan hidup. Dan saya rasanya sih, ada benarnya juga sih. Kata-kata dosenku ini bisa dijadikan quotes yang nggak kalah sama quotes2nya om Mario Teguh.

Kalau bukan pasangannya, jangan dipaksa yaaa. Ntar bisa "patah" atau "rusak" lho.

#curhatanjomblomenanticinta

Tuesday, 12 November 2013

Model Proses Inkremental

Model proses inkremen merupakan suatu model yang menganalisa terlebih dahulu tujuan utama dari suatu software, dan kemudian membuat software sesuai kebutuhan utama dari konsumen terlebih dahulu. Lalu kemudian, dalam perjalanan software tersebut diluncurkan, secara bertahap kemampuan software tersebut ditambah, sesuai dengan permintaan konsumen. Sehingga dalam pembuatannya akan sangat menghemat waktu, dan dapat menghindari penundaan-penundaan yang tidak perlu, apalagi jika kebutuhan akan software tersebut sangat mendesak.

Model proses inkremen tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya. Apalagi jika si-pembuat software sudah paham betul dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang dibutuhkan hanyalah analisis dan desain software yang sudah mantap. Karena inilah yang dibutuhkan sebagai dasar dalam pengembangan software kedepannya.

Dalam model proses inkremen, analisis dan desain software nyaris tidak akan berubah dalam pengembangannya. Karena sejak awal memang model ini hanya bisa dilakukan bila kebutuhan akan software sudah terpaparkan dengan jelas. Nah, yang jadi masalah adalah apabila terjadi penambahan (upgrade) kemampuan yang bisa dikatakan sedikit melenceng dari desain awal yang telah ditetapkan. Penambahan kemampuan ini akan sulit diintegrasikan dengan desain awal yang sudah paten.




Menurut analisis saya, model inkremen ini sangat dibutuhkan di jaman yang serba cepat ini. Namun akan sangat sulit untuk memaparkan dengan rinci kebutuhan suatu software dengan skala besar. Sehingga, si-pembuat software mungkin akan menemui sedikit kesulitan dalam mengerjakan sebuah software dengan skala besar jika menggunakan model proses ini.

Adapun dalam proses kerjanya, model proses inkremen ini menurut saya merupakan model proses linear (waterfall) yang dilakukan terus-menerus, dalam setiap penambahannya. Bedanya dengan model waterfall, adalah analisis dan desain yang tidak dilakukan lagi, alias sudah mantap. Yang dalam proses kerjanya, analisis dan desain sudah terpapar dengan baik. Sehingga dalam setiap penambahan tidak akan mengubah model dari software tersebut.

Saya lalu mengambil sebuah asumsi pada salah satu aplikasi chating yang baru saja diluncurkan bagi pengguna Android. Peluncuran aplikasi ini menggunakan proses inkremen. Aplikasi yang diluncurkan baru sebatas dapat melakukan hal-hal mendasar yang biasa dilakukan, seperti chating, grup, dan multiple chat. Namun masih ada satu kelemahannya, yaitu tombol enter yang tidak dapat melakukan pindah baris, namun langsung mengirim pesan.

Demikianlah sedikit pemaparan saya mengenai model proses inkremen. Semoga sedikit banyak dapat menambah wawasan kawan-kawan sekalian. Bila ada kesalahan, mohon dikoreksi.

Thx, n God bless..

Refleksi: RPL, Tak Kenal maka Tak Sayang

Halo, pada malam hari menjelang subuh ini saya akan bercerita sedikit tentang suka duka selama saya belajar mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak di Kampus STMIK Kharisma.

Seperti kata pepatah: Tak kenal maka tak sayang. Begitu pun juga mata kuliah RPL menurut saya.

Rekayasa Perangkat Lunak. Dari namanya saja, saya sudah bingung. Apa itu rekayasa ? Apa itu perangkat lunak ? Seperti apa itu rekayasa perangkat lunak ? 
Maklum lah, sebagai mahasiswa yang kurang melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, saya jelas kurang mengerti dengan persoalan belanja mata kuliah. Jadi, dalam belanja mata kuliah saya kebanyakan mengikuti apa yang dipilih oleh teman-teman saya kebanyakan. Sehingga mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak menjadi suatu hal yang tabu bagi saya ketika itu. Namun, setelah melewati pertemuan demi pertemuan dalam mata kuliah ini, saya pelan-pelan mengerti akan maksud dari mata kuliah ini.

Pada awal pertemuan, saya sempat merasa bingung dengan mata kuliah ini. Apalagi, dengan lingkungan orang-orang yang sedikit lebih tinggi dibanding dengan level saya (waktu itu kelas kami digabung dengan mahasiswa TI semester 5). Namun untunglah ketika itu Pak Dosen membawakan mata kuliah dengan santai, dan penuh interaksi dengan kami sebagai mahasiswa. Sehingga saya bisa sedikit mengerti akan mata kuliah yang akan dibawakan ini.

Perlahan, sedikit demi sedikit saya mulai mengerti akan mata kuliah ini. Yang menjadi penghambat saya dalam mempelajari mata kuliah ini sebenarnya hanya penggunaan bahasa yang terlalu rumit, sehingga sulit untuk dimengerti. Bagi saya, jika kita mampu memahami dan membahasakannya menjadi bahasa yang lebih sederhana, mata kuliah RPL bukanlah suatu hal yang mesti ditakuti. Setelah saya mengenal RPL, saya lalu merasa bahwa mata kuliah ini adalah mata kuliah yang menarik untuk dipelajari. Ternyata, RPL tidak sesulit yang dibayangkan.

Sekian, dan terima kasih.. Gbu all friends  :))

Perbandingan Antara Inkremental Model dan Spiral Model

Meskipun pada postingan yang pertama saya sempat menyinggung bahwa model inkremental ini hampir sama dengan model air terjun, namun setelah saya mendengar penjelasan dari dosen saya tadi siang, saya jadi lebih tertarik untuk membicarakan perbandingan antara model spiral dan model inkremental. Mengapa ? Karena ternyata dalam proses model spiral ternyata menggabungkan antara dua model proses, yaitu prototyping model dan increamental model. Yang dimana keduanya saling bersinergi, dan membuat suatu proses kerja yang menarik menurut saya.

Berikut, beberapa perbandingan antara proses model inkremental dan proses model spiral yang saya dapati:

-          Inkremental model hanya dapat dilakukan apabila analisis dan desain sudah terpaparkan dengan baik. Sedangkan spiral model dikerjakan dengan cara mendengarkan dan menyimpulkan sendiri kebutuhan konsumen, sambil membuat software

-          Dalam model inkremental, sudah jelas terlihat sampai di mana hasil akhir dari sebuah software. Sedangkan pada model spiral, hasil akhirnya belum dapat diketahui, sesuai dengan pendapat dan hasil feedback yang diberikan oleh konsumen

-          Test pada model inkremental berbeda dengan test pada model spiral. Pada model inkremental, test software dilakukan oleh developer. Sedangkan pada model spiral, test software dilakukan langsung oleh user/konsumen

-          Pada model inkremental, akan sangat kesulitan apabila dilakukan penambahan-penambahan yang tidak dibicarakan terlebih dahulu pada proses awal. Namun pada model spiral, penambahan-penambahan seperti itu sangat mungkin dilakukan. Sebab, sejak dari awal memang developer masih seakan meraba-raba akan kebutuhan konsumen.

-          Model proses inkremental membuat software yang pokok terlebih dahulu, dan fitur-fiturnya akan ditambahkan kemudian. Model proses spiral mendengar permintaan dari konsumen, merancang, lalu membuat software, lalu mengembalikannya kepada konsumen untuk diuji.

-          Dan seperti halnya dalam prototyping model, dalam model spiral akan terus berputar sampai software yang diinginkan selesai. Dalam hal ini, software yang dikerjakan dengan menggunakan model spiral memungkinkan untuk di-upgrade. Berbeda dengan software yang dikerjakan dengan model inkremental, yang hasil akhir dari sebuah software sudah dapat diramalkan, dan sulit untuk ditambahkan fitur baru.

Sebenarnya masih banyak lagi perbandingan-perbandingan antara model proses inkremental dan model proses spiral. Namun sementara, yang saya dapat paparkan baru begitu saja. Bila ada sesuatu hal yang masih kurang terkait artikel di atas, mohon ditambahkan. Sekian


Thx, n Gbu all J

Friday, 1 November 2013

Coba-coba

Ini adalah pertama kali saya membuat blog. Sebenarnya bukan pertama kali sih, tapi 2 blogku yang dulu sudah tidak jelas nasibnya, dan saya pun sudah lupa nama dan password blog saya itu.
Saya memang tidak hobbi nge-blog. Blog ini saya buat awalnya untuk mengerjakan tugas dari dosen saya. Namun sepertinya, blog ini dapat terurus dengan baik dan tidak akan terbengkalai seperti dua blog ku yang sebelumnya. Semoga.